Hari ini terasa beda, semua hal yang biasanya bikin semangat
berubah 180 derajat. Hal-hal itu berubah jadi yang rentan banget bikin mood
down, apa yang dilakuin tanpa semangat. Rencananya pagi ini mau lari-lari kecil
aja mendadak jadi males pakai banget, mungkin lari kenyataan lebih pas untuk
hari ini. Iya, gitu.
Semua terjadi begitu singkat, kita saling tertawa, saling
berbagi cerita. Tapi kalau sudah bicara tentang perasaan masing-masing, semua
jadi serius. Apapun yang menyangkut perasaan, nggak enak kalau dibawa ketawa. Benar
saja, waktu-waktu lalu memang aku biasa aja dengan keadaan seperti ini, dengan
lugunya kamu. Tapi entah apa yang membuat perbincangan tadi malam membuatku begitu
berpikir, apa aku terlalu semangat mengejar cintamu, atau aku terlalu bodoh
untuk menunggu suatu cinta semu.Entahlah.
Untuk jatuh cinta lagi, aku udah pikir lama untuk itu.
Mencintaimu bukan hal mudah, butuh waktu lama untuk mematangkan perasaan suka
menjadi sayang, berawal menjadi pengagum diam-diam sosokmu yang menurutku
cantik, dan lucu sampai aku berani mengungkapkan perasaan suka-ku ke kamu. Semua
berjalan seiring waktu. Waktu aku stalking twitter dan facebook kamu, waktu aku
telpon dan sms kamu,waktu kita sama-sama, saling bercanda tawa, saling menikmati
hujan yang turun sore hari. Semua berjalan dan aku terhanyut, aku terlalu menikmati
perjalan ini, aku berjalan mengikuti jalur dengan rasa yang menuntunku. Aku tak sadar
dibuatnya, ternyata saat ini aku mulai berjalan sendiri. Kau terdiam, aku masih
tetap berjalan.
Sosokmu adalah semu yang mempunyai bayang-bayang. Saat tak
ada cahaya, sosokmu menghilang. Entah siapa aku dimatamu. Cuma sekadar
frienzone, familyzone, atau entahlah. Apa rasa ini cuma aku yang memiliki,
kamunya tidak. Apa hanya aku yang kegeeran berangan bisa memlikimu. Apa aku
seperti melukis diatas air, semua kulakukan akan sia-sia? Beberapa waktu
terakhir aku masih percaya dengan harapanku, sampai aku menulis ini pun aku
masih percaya, walau mendung sedang berkabut dihatiku. Aku pikir aku mengerti
dengan dirimu yang tak terlalu takut untuk jatuh cinta, ternyata aku kurang
mengerti dan mungkin aku bukan lelaki yang sabar, sabar untuk menunggu rasa itu
hadir.
"Dan sekarang,biarlah aku menikmati sendiri rasa yang hadir. Biarlah aku berjalan, tetapi tidak untuk berlari dari kenyatan. Thanksdol." - @Zyasseer